Sekretaris Komisi I DPRD Kota Bandung, Susanto Triyogo Adiputro, S.ST., M.T., menghadiri sekaligus membuka kegiatan Focus Group Discussion Bandung for HI People (B-HIPE), di Gedung Bandung Creative Hub, Rabu, 30 Juli 2025.
Susanto Triyogo Adiputro memberikan apresiasinya pada kegiatan yang mengusung tema “Strategi Peningkatan Pola Konsumsi Masyarakat Terhadap Produk Lokal dan Ekspor Produk” tersebut.
Menurut Susanto, kegiatan yang diselenggarakan Forum Komunikasi Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia Koordinasi Wilayah-3 (FKMHII Korwil-3) tersebut, merupakan bentuk perhatian terhadap situasi bonus demografi yang akan dihadapi Indonesia pada 2030-2045.
"Bonus demografi adalah sebuah periode waktu di mana proporsi penduduk usia produktif dalam suatu negara lebih besar daripada penduduk usia nonproduktif. Bonus demografi berada pada rentang 17-60 tahun yang di mana penduduk usia tersebut memiliki kemampuan bekerja, memiliki produktivitas yang tinggi serta kreativitas dan inovasi hingga mencapai 75 persen dibandingkan negara lainnya," ujarnya.
Oleh karena itu, untuk menghadapi bonus demografi di Indonesia emas tahun 2045, para generasi muda saat ini harus mulai melakukan tindakan nyata untuk bisa mewujudkan target sebagai generasi emas.
Menurut dia, berdasarkan data statistik Kota Bandung saat ini terdapat 116.430 jumlah pengangguran terbuka atau 8,83 persen dari total penduduk Kota Bandung.
Upaya untuk menekan jumlah pengangguran terbuka di Kota Bandung adalah membuka lapangan kerja baru salah satunya dengan mendirikan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) ke pasar dunia.
Susanto pun mendorong agar para mahasiswa Hubungan Internasional Indonesia dapat menjadi jembatan bagi para pelaku usaha dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, khususnya di Kota Bandung.
Terlebih, proporsi terkait ekspor UMKM di Indonesia masih kurang dari 15 persen atau lebih rendah dari Tiongkok yang berada di 17 persen, dan Korea Selatan 40 persen.
"Saran saya, teman-teman ini harus bisa menjalin hubungan dengan beberapa negara, minimal tiga negara. Selain untuk bisa melakukan hubungan diplomatik dan global view, tapi juga bisa mengamati, meniru, dan modifikasi dari keunggulan-keunggulan dan kebutuhan dari berbagai negara yang berpotensi menjadi pertumbuhan ekonomi melalui ekspor produk di Indonesia" ucapnya.
Susanto berharap, kegiatan diskusi kelompok terfokus seperti ini tidak hanya bersifat seremonial dan terhenti begitu saja, melainkan dapat menghasilkan sesuatu hal positif secara berkelanjutan.
Sehingga dengan kondisi bonus demografi yang berlimpah ini, generasi muda saat ini harus secara pro aktif membangun ekosistem dan kerjasama dengan berbagai negara di dunia.
"Maka jangan sampai dengan kondisi genarasi bonus demografi yang melimpah ini Indonesia hanya sebagai pasar produk dari berbagai negara saja. Tapi diharapkan para mahasiswa Hubungan Internasional ini bisa menjadi duta-duta bangsa yang membangun komunikasi dan kerja sama untuk menjembatani ekosistem UMKM Indonesia di negara-negara lainnya," katanya.(h.dprd)
0 Komentar