Ticker

6/recent/ticker-posts

Ketua KPK: Dampak Korupsi dapat Merusak Keluarga

    Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri mengingatkan bahaya korupsi pada suami/istri di lingkungan Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANNAS) Republik Indonesia. Hal tersebut diungkap Firli pada acara Penyelenggaraan Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXV tahun 2023 LEMHANNAS, yang berlangsung di Ruang NKRI Gedung Panca Gatra, Kebon Sirih Jakarta Pusat, Selasa (22/8).

"Hal-hal korupsi bisa berdampak buruk pada keluarga utamanya para ibu-ibu dan anak-anak. Karena istri bisa jadi perbincangan di lingkungan. Begitu juga anak anak yang bisa terkena bullying karena malu ada perilaku korupsi di lingkungan keluarga," papar Firli di depan hadapan peserta PPRA LXV tahun 2023 LEMHANNAS.

Lanjutnya, Firli mengatakan potensi perilaku koruptif bisa bermula dari lingkungan kecil dalam keluarga, misalnya pasangan suami dan istri. Itu bisa berdampak negatif pada kehidupan dalam internal keluarga, bahkan meluas ke lingkungan sosial masyarakat.

Firli kemudian menyebutkan jika banyak penyelenggara dan pejabat negara tidak memahami arti korupsi, yang diamanatkan Undang-undang No.31 TAHUN 1999 jo. Undang-undang No.20 tahun 2001. Berdasarkan undang-undang tersebut korupsi dirumuskan dalam 30 jenis tindak pidana korupsi, dikelompokkan jadi 7 jenis besar.

Firli juga menyinggung bahwa korupsi kini memiliki arti yang luas, tidak hanya mengenai materi semata saja. Oleh sebab itu, Firli menegaskan KPK terus menggaungkan pencegahan dan pendidikan antikorupsi sejak dini di lingkungan keluarga.

"Kami di KPK terus menangkap, tapi mengapa tidak berhenti. Karena itu kami terus upayakan pendidikan antikorupsi dan pencegahan korupsi agar berkurang. Trisula KPK jadi konsep pemberantasan korupsi saat ini di KPK," cetusnya.

Kemudian Firli menambahkan, jika masa depan bangsa tergantung pada generasi selanjutnya. Yang mana, ada peran para keluarga, terlebih istri sebagai ibu. Sebab itu, Firli menyebut hindari budaya korupsi sekecil mungkin di dalam lingkungan keluarga.

"Selain itu, jangan ada kekerasan terhadap anak. Ibu sebagai proses pertama pendidikan kepada anak. Masa depan bangsa Indonesia tergantung ibu-ibu sekalian, saya yakin anak didik kita, putra-putri kita bisa terhindar dari permasalahan bangsa (korupsi) tersebut,” timpalnya.

Terakhir Firli menyinggung soal kepemimpinan. Menurutnya, menjadi pemimpin bukan hal mudah. Kata Firli, jadi seorang pemimpin harus siap dihujat, pun demikian dengan lingkungan keluarga, yang harus siap dalam kondisi apapun.

"Hidup itu merupakan pilihan, apakah suami ibu-ibu bisa jadi leader di masa mendatang. Kalaupun siap, istri atau pendamping juga harus siap menerima hujatan,” pesannya. (h.kpk)

Posting Komentar

0 Komentar