Ticker

6/recent/ticker-posts

Farhan menyebut proyek tersebut berada di bawah kendali pemerintah pusat. Ia menyayangkan belum adanya penyelesaian. Padahal proyek ini sangat penting untuk memperlancar arus kendaraan di kawasan utara kota yang padat. “Ada satu titik di Kota Bandung yang sampai sekarang masih misterius yaitu jembatan layang di daerah Nurtanio. Itu adalah proyek dari pemerintah pusat,” kata Farhan, di Jalan Riau, Kota Bandung, Senin, 16 Juni 2025. Farhan berencana bertolak ke Jakarta pada Kamis 19 Juni 2025 guna berkomunikasi langsung dengan pihak-pihak terkait di tingkat pusat. Tujuannya adalah untuk memastikan komitmen dan jadwal penyelesaian proyek tersebut. “Izinkan saya nanti hari Kamis akan menghadap pemerintah pusat untuk menanyakan, apakah akan diselesaikan atau tidak. Kalau mau diselesaikan, kapan?” ujarnya. Farhan juga menyinggung label “kota termacet sedunia” yang sempat disematkan kepada Kota Bandung. Ia mengakui, jumlah kendaraan pribadi yang tinggi menjadi salah satu penyebab utama. Data terakhir menunjukkan kendaraan pribadi di Bandung mendekati angka 5,5 juta unit dengan penduduk sekitar 2,6 juta jiwa. Kendati demikian, menurutnya, akar masalah tidak berhenti pada volume kendaraan, dan jumlah jiwa tetapi juga infrastruktur penunjang mobilitas yang belum tuntas. “Kita itu dicap sebagai kota paling macet sedunia. Maka kita bertanya kenapa? Salah satunya ya karena proyek seperti jembatan layang Nurtanio ini belum beres-beres,” kata Farhan. Ia menilai, masyarakat tidak terlalu peduli dengan siapa yang bertanggung jawab, apakah pemerintah kota, provinsi, atau pusat yang penting adalah persoalan diselesaikan secara nyata. “Masyarakat kan enggak mau tahu, pokoknya pemerintah, yang penting beres. Maka kami tidak akan mengatakan bahwa itu masalah pusat atau bukan. Tapi sebagai pemerintah kota, kami akan bertanya langsung,” tuturnya. Farhan menyebut komunikasi yang proaktif ke pemerintah pusat adalah langkah penting agar Kota Bandung mendapatkan perhatian lebih dalam proyek-proyek strategis nasional, terutama yang menyangkut hajat hidup dan mobilitas jutaan warga kota.

    Sejumlah warga Kota Bandung mempertanyakan proses pembangunan jalan layang (fly over) di kawasan Jalan Nurtanio yang hingga kini masih terbengkalai.

Warga berharap, pembangunan jembatan layang bisa segera selesai sehingga tidak lagi menimbulkan kemacetan.

Salah satu warga yang menyuarakan keresahan yaitu Roliyah (45). Ia merupakan pedagang di sekitar kawasan tersebut.

Ia berharap proyek ini segera dituntaskan demi kelancaran aktivitas warga sekitar.

“Semoga Pemkot Bandung terus mendorong pemerintah pusat menyelesaikan proyek ini. Anak sekolah dan pedagang seperti saya terdampak,orang-orang yang lewat hanya macetnya saja tidak ada yang mampir,” ujar Selasa 17 Juni 2025.

Sebelumnya, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan juga menyoroti lambatnya progres pembangunan jalan layang (fly over) di kawasan Jalan Nurtanio yang hingga kini masih terbengkalai.

Proyek yang dihentikan sejak Desember 2024 itu belum menunjukkan tanda-tanda akan kembali dilanjutkan.

“Sudah enam bulan tidak ada perkembangan. Warga mulai mengeluh karena kemacetan makin parah. Ini jelas mengganggu mobilitas masyarakat,” ungkap Farhan di Balai Kota Bandung, Senin (16/6).

Proyek yang awalnya diharapkan dapat mengurai kemacetan di wilayah barat Kota Bandung itu, justru kini menjadi sumber masalah baru. Jalur yang menyempit akibat proyek mangkrak membuat lalu lintas tersendat setiap hari.

Farhan menegaskan bahwa Pemerintah Kota Bandung tidak memiliki kewenangan langsung untuk melanjutkan proyek tersebut.

“Sayangnya, itu bukan proyek milik Pemkot. Kewenangannya ada di pemerintah pusat. Kami pun tidak bisa serta-merta mengalokasikan dana APBD untuk menyelesaikannya,” jelasnya.(dskoinf.bdg)

Posting Komentar

0 Komentar