Sekolah menengah kejuruan (SMK) memiliki peran strategis dalam menyiapkan tenaga kerja terampil yang siap bersaing di tingkat nasional maupun internasional, termasuk dalam konteks pekerja migran Indonesia (PMI). Dengan kurikulum berbasis kompetensi dan pendekatan pendidikan yang mengutamakan keterampilan praktis, SMK menjadi salah satu institusi pendidikan yang berkontribusi besar terhadap kualitas dan profesionalisme pekerja migran.
SMK memberikan bekal keterampilan teknis yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja global. Program keahlian yang beragam, seperti tata boga, teknik mesin, keperawatan, teknologi informasi hingga perhotelan, membekali siswa dengan kemampuan praktis yang dapat langsung diterapkan di dunia kerja. Dalam konteks pekerja migran, keterampilan ini sangat penting karena mayoritas peluang kerja di luar negeri membutuhkan tenaga yang memiliki keahlian teknis tertentu.
Selain itu, SMK juga membekali siswanya dengan sertifikasi kompetensi. Sertifikasi ini menjadi nilai tambah yang membuktikan keahlian lulusan SMK sesuai dengan standar yang diakui, baik di dalam maupun luar negeri. Dengan adanya sertifikat kompetensi, lulusan SMK memiliki daya saing yang lebih tinggi dan peluang yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan layak di luar negeri dengan perlindungan hak yang lebih baik.
Tidak hanya aspek teknis, SMK juga berperan dalam penguatan soft skill. Kemampuan berkomunikasi, bekerja dalam tim, adaptasi budaya serta kedisiplinan dan etos kerja internasional diajarkan sejak dini. Soft skill ini sangat penting bagi pekerja migran karena mereka akan menghadapi tantangan bekerja di lingkungan sosial dan budaya yang berbeda.
Dengan membekali siswa dengan soft skill yang memadai, SMK membantu calon pekerja migran untuk lebih mudah beradaptasi dan sukses di tempat kerja baru mereka. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI), Ibu Christina Aryani, S.E., S.H., M.H. saat kunjungan kerja ke SMK Pariwisata Metland School di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Senin (28/4/2025). Dalam arahannya, ia menjelaskan kebutuhan tenaga kerja di luar negeri, skema penempatan pekerja migran Indonesia, hal penting sebelum kerja ke luar negeri, dan persiapan kerja ke luar negeri. Peran negara hadir dalam menjamin hak warga untuk bekerja, termasuk di luar negeri; memberikan fasilitasi legalitas, perlindungan, dan akses kerja luar negeri; menjalin kerja sama internasional untuk pelindungan dan kesejahteraan pekerja migran Indonesia.
Dalam kegiatan ini, hadir juga Direktur SMK Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus dan Layanan Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah; Plt. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I Provinsi Jawa Barat bersama jajaran Pengawas Pembina SMK Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I; Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Metland sekaligus Direktur PT Metropolitan Land Tbk beserta jajaran manajemen divisi hotel dan kawasan Metland Transyogi PT Metropolitan Land Tbk; Ketua Yayasan Pendidikan Metland; Camat Cileungsi; para Kepala SMK Komunitas Sekolah Vokasi Cileungsi, dan orang tua wali siswa.
SMK Pariwisata Metland School sudah mempunyai program-program tidak hanya untuk peningkatan hard skill, tetapi juga soft skill melalui kelas Internasional dari berbagai negara yang menjadi pilihan siswa. Sampai akhir 2024, Metland School sudah memberangkatkan 32 siswa ke berbagai negara dan pada 2025 yang akan berangkat bekerja dan kuliah di luar negeri sebanyak 31 orang dengan 12 negara tujuan.
SMK Pariwisata Metland School dapat menjadi contoh praktik baik untuk mempersiapkan calon alumni siap bekerja di luar negeri. Karena, ini menjadi kesempatan tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan, tetapi juga memperluas wawasan dan pengalaman. Tentunya kita dapat belajar tentang budaya dan bahasa baru serta membangun jaringan profesional yang luas.
Penting juga dicatat bahwa SMK menjadi gerbang globalisasi tenaga kerja yang kompeten. Sehingga, kehadiran Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia yang telah berupaya dan mempunyai komitmen dalam melindungi pekerja migran Indonesia dapat berperan aktif dalam memberikan edukasi tentang prosedur migrasi yang aman dan legal. Melalui sosialisasi dan pelatihan, siswa diajarkan memahami hak-hak pekerja migran, tata cara pemberangkatan resmi hingga pentingnya dokumen hukum, seperti visa kerja dan kontrak kerja. Dengan demikian, SMK tidak hanya menyiapkan siswanya secara keterampilan, tetapi juga membekali mereka dengan pengetahuan untuk menjadi pekerja migran yang aman dan terlindungi.
Sebagai kesimpulan, peran SMK dalam menyiapkan pekerja migran Indonesia sangatlah vital. Dengan memberikan keterampilan teknis, sertifikasi kompetensi, penguatan soft skill, peluang magang internasional, dan edukasi tentang migrasi aman, SMK berkontribusi langsung terhadap peningkatan kualitas pekerja migran Indonesia. Agar peran ini semakin optimal, diperlukan dukungan dari pemerintah, dunia usaha serta masyarakat untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia.(h.dsdk.jbr)
0 Komentar