 |
| photo istimewa: Sekjen ARI Bapak Gatot Kertabudi |
Perkumpulan relawan yang domisilinya di jalan depok VI/9 Antapani Kota Bandung diresmikan Walikota Bandung A.A Tarmana pada tanggal 2 Februari 2002, atas dedikasi dan pengabdianya mendapat apresiasi dalam dan luar negeri (high apreciation from home and foreign countries).
Belum lama ini, Asosiasi Relawan Indonesia (ARI) melunjurkan sejumlah gagasan luar biasa untuk menjadikan Kota Bandung sebagai kota menawan dan impian (A Dream And Facinating City), bukan Smart City tentunya..!!???
Pembangunan Kota Hutan (Jungle City) dan kawasan pedagang kaki lima (PKL) direncanakan dan diusulkan di lahan bermasalah yang terletak di Jalan Purwakarta Antapani (lahan tersebut dalam penguasaan pengusaha orang tionghoa), Asosiasi Relawan Indonesia (ARI), menyurati Ketua Mahkamah Agung agar lahan tersebut dapat di beli untuk kepentingan publik.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa kota bandung masih kekurangan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH), malah ada lahan kecil sebagai aset negara tidak berjauhan dengan lahan diatas di duduki oleh sebuah koperasi disewa dan di kontrakan ke beberaapa pedagang, yang kami tertanyakan: uangnya unttk apa, apa masuk ke kas negara !!???
Lahan bermasalah yang terletak di Jalan Terusan Jakrta Antapani berdekatan dengan gedung Pengadilan Agama Bandung (PA). Disebelah kiri di pakai pasar liar tradisional yang diusulkan untuk di bangun rumah sakit untuk anak (Hosfital For Children) dengan pelayanan prima dan biaya murah.
Masih berdekatan dengan Gedung Pengadilan Agama Bandung (di sebelah kanan) ada lahan luas malah ditempel spanduk sebagai penungak pajak, lahan tersebut terawat, kumuh dan kotor, kondisi ini berlangsung puluhan tahun, kami mengusulkan untuk dibangun apartement megah (Premium Home), dikarenakan warga kota bandung terbiasa mendiami gedung vertikal agar tidak membutuhkan lahan yang sangat luas.
Memperhatikan undangan yang diterbitkan Bank Dunia (The World Bank) kepada Asosiasi Relawan Indonesia (ARI) tertanggal 5 Oktober 2000 dan Mark Bird Direktrur Bank Dunia memperkenalkan Vikram Nehru sebagai direktur Internasional Finance Comporation sebagai lembaga perbangkan Internasional yang dapat memberikan pinjaman kepada kalangan swasta (Private Sectors) minimal dalam jumlah Rp. 500 M (Lima Ratus Miliar Rupiah).
Untuk bisa terwujudnya inspirasi ini di perlukan riset dan pembuatan perncanaan yang komprehensif untuk dijadikan sebagai proyek layak untuk dilaksanakan (Feasable To Realize) dengan kata lain dibutuhkan pembayaran yang cukup besar.
Beralasan (Reasonable) Asosiasi Relawan Indonesia (ARI) telah menggandeng para Lurah dan Camat (Walk Hand In Hand) untuk secara bersama-sama mewujudkan aspirasi ini.
Sementara itu para pejabat tidak akan selamanya menjabat dalam posisi yang sama, malah patut di pertanyakan, apa rencana kita setelah pensiun? Karya nyata ini yang akan menyambut kedatangan kita nanti.
Asosiasi Relawan Indonesia (ARI) telah menggulirkan ide pemikiran pembangunan Zona Eklusif di pusat kota bandung yang berlaku larangan bagi kendaraan pribadi memasuki kawasan ini, kecuali kendaraan milik pemerintah, Bis Kota (Bus Rapid Transit) yang digagas Pejabat Gebernur Jawa Barat Bey Machmudin, Taxi dan Sepeda harapan para Walikota Bandung menginginkan Jalan Braga sebagai City Walk (Kendaraan tidak boleh masuk kecuali pejalan kaki) akan dapet terwujud.
Pembangunan Zona Eklusif diperlukan sarana dan prasarana pendukung antara lain sungai yang mengitari pusat kota bandung harus di perlebar dan direstorasi agar airnya jernih serta dapat dilayari perahu penumpang dan perahu pesiar, semua bangunan di pingir sungai harus menghadap ke sungai, kita bayangkan kalau sungai cikapundung akan serupa dengan sungai venesia di Itali.
Pusat kota bandung disamping sebagai pusat pemerintahan, kawasan ini akan doposisikan sebagai kota yang tidak pernah tidur (Never Sleeping City), sebagai kawasan jasa dan perdagangan yang beroperasi selama 24 jam.
Inspirasi zona eklusif akan merupakan karya ilmiah dan kini tengah diperdebatkan di kalangan akademis kemudian secara universal akan dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi.
Penulis:
Sekjen LSM ARI (Asosiasi Relawan Indonesia)
Bapak Gatot Kertabudi
0 Komentar